July 2009 - Ngobril

Tuesday 21 July 2009

Betapa Ringannya Sholat

Baru saja kita memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’Mi’raj merupakan salah satu mu’jizat terbesar Rasulullah SAW. Tepat pada tanggal 27 Rajab Rasulullah melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj dengan ditemani malaikat Jibril. Isra’ Mi’raj merupakan suatu perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsa (Palestina) yang selanjutnya langsung naik menuju Sidratul Munthoha dengan menaiki kendaraan yang khusus yaitu Buraq. Perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu satu malam. Sesampainya di Sidratul Munthoha Rasulullah mendapatkan wahyu secara langsung dari Allah yaitu suatu perintah dari Allah untuk melaksanakan shalat.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas patutlah kita bertanya pada diri sendiri apakah didalam kehidupan kita sehari-hari sudah melaksanakan shalat secara rutin, minimal sebagai kewajiban kita selaku seorang muslim. Ataukah masih bolong-bolong dengan kata lain berling (yen kober lan eling), bahkan yang lebih parah lagi tidak pernah sholat sama sekali? Kalau hal tersebut terjadi mengapa sholat itu sangat berat untuk dilakukan?

Kalau kita kaji lebih dalam sebenarnya sholat itu sangatlah ringan. Kenapa ringan? Pertama, jumlah sholat dalam sehari hanya 5 kali, padahal pada awal mulanya Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk melaksanakan sholat dalam sehari sebanyak 50 kali. Namun kemudian atas nasehat Nabi Musa, Rasulullah mengajukan permohonan kepada Allah agar memberi keringanan jumlah shalatnya dan Allah SWT mengabulkannya. Sampai akhirnya sejumlah 5 kali sehari seperti yang kita lakukan saat ini

Kedua, karena sholat itu hanya membutuhkan jumlah waktu yang sangat relatif singkat dari keseluruhan waktu hidup kita selama sehari. Sebagai gambaran betapa ringannya waktu sholat, penulis akan coba uraikan secara sederhana sebagai berikut. Misalnya, kita didalam melaksanakan sholat diambil waktu yang tercepat yaitu lamanya kita sholat kurang lebih waktunya lima menit, sedangkan selama sehari kewajiban kita sholat fardhu adalah lima kali, maka apabila per sholat waktunya lima menit maka jika kita kalikan dengan jumlah sholat fardhu maka hasil secara keseluruhan waktu sholat kita adalah 25 menit. Mari sekarang kita bandingkan dengan keseluruhan waktu kita selama satu hari. Dalam hitungan jam satu hari itu adalah 24 jam. Mari kita berhitung lagi, 24 jam dikurangi 25 menit adalah 23 jam 35 menit. Artinya bahwa oleh Allah SWT kita diberikan waktu selama 23 jam 35 menit untuk secara bebas menjalani kehidupan ini dengan berbagai aktifitas. Selama itu pula kita bebas untuk bekerja, makan, minum, belajar, belanja, mencari hiburan. Subhanallah.

Betapa enaknya kita selaku manusia…begitu dimanjakan oleh Allah SWT. Nah, sekarang kenapa ketika Allah SWT hanya meminta waktu kita selama 25 menit untuk menghadap-Nya sangatlah berat untuk dilakukan. Padahal sebenarnya kalau kita melihat perbandingan waktu antara sholat dengan aktifitas kehidupan kita maka waktu sholat sangatlah sedikit dibandingkan dengan kebebasan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita

Itulah sedikit gambaran tentang betapa ringannya sholat itu untuk dilaksanakan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca, namun yang lebih penting lagi tulisan ini hanya sekedar mengingatkan diri yang lemah ini.

Saturday 18 July 2009

Kuota bagi Pemegang KMS

Dunia pendidikan khususnya pendidikan menengah dasar kembali menampakkan aktifitasnya kembali. Setelah selama dua minggu libur kelulusan dan kenaikan kelas. Penerimaan siswa baru baru saja usai, mungkin saat tulisan ini dibuat masih ada beberapa sekolah yang masih mengadakan masa orientasi siswa (MOS). Jalan-jalan mulai dipenuhi para pengendara sepeda dan sepeda motor dengan seragam sekolah mereka yang sedang berangkat ke sekolah untuk mencari ilmu pengetahuan penuh suka cita.

Dalam penerimaan siswa baru kali ini ada kabar gembira khususnya dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang mengeluarkan kebijakan mengenai kuota 25% di sekolah negeri bagi calon siswa pemegang KMS. Baik itu sekolah negeri yang masuk kategori unggulan ataupun yang non unggulan. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan bagi para calon siswa yang memegang KMS bisa masuk sekolah negeri sesuai dengan harapannya. Dan kuota ini bebas masuk ke sekolah negeri manapun tanpa adanya batasan nilai terendah untuk masuk.

Berkaitan dengan kebijakan itu maka ada beberapa catatan yang harus tetap menjadi perhatian antara lain, pertama, ketika penetapan kuota ini tanpa ada dibarengi penetapan nilai terendah untuk masuk maka setiap siswa pemegang KMS bisa masuk ke sekolah negeri khususnya sekolah unggulan. Hal ini akan mengakibatkan terjadi ketimpangan yang sangat jauh antara siswa regular dan siswa KMS. Khusus bagi siswa KMS yang mempunyai nilai tidak bagus apakah bisa menyesuaikan dengan kondisi akademis lingkungan sekolahnya. Sehingga walaupun ada kuota bagi siswa KMS, tetap harus ada standarisasi nilai masuk khususnya di sekolah unggulan walaupun standarisasi ini harus tetap berbeda dengan siswa regular sehingga tidak terjadi ketimpangan yang terlalu jauh.

Kedua, mengenai pengadaan kelas. Apakah siswa regular digabung dengan siswa KMS. Kalau digabung antara siswa regular dan siswa KMS hal ini tidak begitu menjadi persoalan. Namun apabila kelasnya dibedakan antara kelas regular dan KMS maka akan timbul persoalan baru, khususnya persoalan psikologis. Permasalah psikologis yang utama adalah akan timbul perasaan minder di kelas KMS. Bahkan bisa jadi mereka akan jadi bahan cemoohan bagi kelas regular. Dengan pemisahan ini terkadang ada guru juga yang enggan mengajar di kelas KMS ini.

Walaupun masih ada kekurangan mengenai pelaksanaan kebijakan kuota 25 % untuk siswa KMS, kita wajib berbangga kepada Pemerintah Kota Jogjakarta yang telah membuka kesempatan kepada para siswa KMS untuk bisa masuk di sekolah negeri sesuai dengan harapan mereka. Masih banyak siswa KMS yang sebenarnya mereka pandai namun dikarenakan keterbatasan biaya untuk sekolah terpaksa mereka untuk sekolah padahal kemampuan untuk kesana mereka ada. Mudah-mudahan dengan adanya kebijakan ini para siswa KMS bisa memanfaatkan kesempatan emas ini. Salut untuk Pemerintah Kota Jogjakarta.

Sunday 12 July 2009

Napak Tilas

Mengingat masa kuliah dulu ternyata asyik juga yach…Ehm…itulah yang kami rasakan berempat ketika kami melakukan napak tilas semasa kuliah dulu. Hari Jumat kemarin aku dapat telepon dari kawan dari Jakarta sebut saja dia punya merk Ogy, mau maen ke Jogja. Yup..akhirnya bisa jumpa juga dengan kawan satu ini. Ketika pas maen ke Jakarta sulit menemui kawan satu ini karena kesibukan beliau sangatlah padat. Kawan satu ini mempunyai aktifitas sebagai pengacara dan artis. So bisa dibayangkan bagaimana kawan ini sibuknya.

Nah…akhirnya kita bisa ketemuan. Pas malam minggu kemarin kita ketemuan di bilangan Warungboto. Lalu jalan dech, dari Warungboto langsung meluncur ke Sleman untuk menjemput kawan lagi. Dari Sleman kami mulai menikmati malam minggu suasana Jogja. Sepanjang perjalanan kita saling bercerita mengenai kegiatan kita masing-masing saat ini sesekali diselingi dengan cerita masa lalu ketika masih kuliah. Alhamdulillah kita dalam berkawan sampai saat ini masih solid. Mungkin karena dilandasi ketulusan apa ya??? Sehingga bisa solid seperti sekarang ini.

Namun dalam perjalanan kemarin memang masih ada yang kurang karena ada beberapa kawan yang tidak bisa ikutan napak tilas. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi kenikmatan dalam menikmati malam minggu di Jogja.
Memang Jogja adalah kota yang penuh dengan kenangan baik itu kenangan manis atau kenangan pahit. Jogja memang berhati nyaman.

Wednesday 8 July 2009

Beragam Status tentang Pilpres di Facebook

Berkaitan dengan Pemilu Pilpres yang dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2009 status di facebook kebanyakan menulis tentang masalah pilpres. Kalau tidak percaya coba saja tengok facebook, pastilah menulis tentang pilpres. Ada yang menulis statusnya dengan ajakan untuk mencontreng, ada juga yang menyatakan enggan untuk mencontreng, selain itu juga ada yang menuliskan dengan slogan masing-masing partai sesuai pilihan masing-masing….

Dampak pemilu juga membawa suasana yang sepi di jalan raya sepanjang jam 07.00 sampai dengan jam 12.00 siang, serta banyak took atau pusat perbelanjaan yang tutup. Akhirnya pesta demokrasi telah usai. Mudah-mudahan hasil dari pesta demokrasi membawa perubahan yang berarti dalam negeri yang tercinta. Kepada yang terpilih sebagai pemimpin bangsa nantinya mudah-mudahan bisa menjalankan amanat rakyat dengan jujur, adil dan bertanggung jawab yang senantiasa membawa kemajuan negeri ini dan mengayomi rakyatnya dan bukan hanya mementingkan sebagian golongan tertentu.

Sekali lagi selamat bagi siapa saja yang terpilih nantinya untuk menjadi Presiden di negeri ini. Amanat rakyat berada di pundakmu.

Friday 3 July 2009

Kembalinya Srimulat di Layar TV

Masih ingat dengan Srimulat? Grup lawak yang pernah terkenal di era60-an sampai 80-an. Setelah lama vakum tidak pernah muncul di televisi sejak kemunculannya terakhir di Indosiar beberapa tahun yang lalu sekarang tampil lagi di televisi. Kali ini Srimulat tampil di Global TV dengan formasi baru. Kalau dulu semasa di Indosiar masih ada almarhum Timbul, Asmuni, Basuki, serta Gogon. Saat ini Srimulat tampil dengan mengajak pemain baru. Penampilan Srimulat ditayangkan perdana tanggal 2 Juni 2009 kemarin pukul 21.00.

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi dalam tampilan perdana kemarin. Perubahan itu antara lain mengenai konsep panggung. Kalau dulu konsep panggungnya hanya sekedar meja kursi biasa disertai latar belakang layar yang monoton, saat ini berusaha tampil dengan menyesuaikan tema lawakan. Misalnya saat tampil perdana mengambil tema tentang situasi di Bandar udara dan pesawat terbang, tata panggungnya disesuaikan dengan kondisi tersebut. Boleh dikatakan tema yang ditampilkan berusaha untuk menyesuaikan dengan isu-isu sosial yang sedang berkembang saat ini.

Namun masih ada beberapa catatan yang masih perlu diperhatikan dalam tayangan perdana
Srimulat kemarin yaitu, suasana panggung masih belum hidup, atau dengan kata lain para pemainnya masih kaku dalam membawakan perannya serta belum bisa natural seperti dulu. Dengan kata lain lelucon yang ditampilkan kesannya dibuat-buat. Ini sangat jauh berbeda ketika masih tampil di Indosiar saat masih ada Timbul, Basuki, Asmuni itu umpan-umpan lawakan begitu alami dan mengalir apa adanya, sehingga baik itu Mamik, Tessi, Nunung, Kadir, Doyok, Tarzan, Jujuk juga bisa alami banget dalam menampilkan lawakannya. Catatan lainnya adalah untuk bintang tamunya masih belum bisa mengimbangi para pemain Srimulat. Sehingga untuk bintang tamunya kalau bisa dipilih yang benar-benar bisa mengimbangi lawakan-lawakan.

Mungkin itu sedikit catatan yang perlu diperhatikan demi kemajuan Srimulat selanjutnya. Mudah-mudahan dengan tampil di televisi lagi Srimulat bisa eksis kembali dalam kancah perlawakan di Indonesia yang dahulu menjadi kiblat para pelawak muda Indonesia untuk tampil dipanggung.Serta bisa mengobati kerinduan para penggemarnya yang telah lama tidak melihat aksi Srimulat. Sukses untuk Srimulat.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done