June 2010 - Ngobril

Monday 28 June 2010

Indonesiaku

Indonesiaku


Indonesia....dimanakah letakmu...
Kenapa negara tetangga lebih dikenal
Daripada dirimu yang secara nyata lebih besar dari negara tetangga
Indonesia...kenapa dirimu begitu asing dimata orang luar negeri

Negara yang begitu besar
Negara yang begitu luas
Negara yang begitu “termasyhur”
Negara yang begitu indah
Namaun kenapa banyak yang tidak kenal dirimu.

Indonesia ....kemana duta-dutamu
Yang membawa langit dunia ini
Apakah mereka hanya memikirkan kepentingannya..
ketika mereka bertugas mengemban tugas negara

terasa begitu memilukan
terasa begitu menyedihkan
tatkala ditanya...
andakah dari Malaysia,
andakah dari Thailand

ditanya tentang keberadaanmu...
jauh tidak dengan Kuala Lumpur
jauh tidak dengan Bangkok
jauh tidak dengan Bali

Kenapa Engkau sembunyikan dirimu Indonesia???
Catatan:

Wednesday 23 June 2010

Awas...Jaga Akun Facebook

Untung...itulah kata pertama yang aku ucapkan ketika facebook punyaku gagal diambil alih oleh menungsa yang nggragas. Awal mulanya aku mengetahui hal tersebut, ketika aku diminta oleh facebook untuk verifikasi ulang mengenai keamanan akunku di facebook. Pertama kali sih begitu muncul jendela tersebut, langsung aku tutup terus coba lagi masuk ke akun facebook lagi. Tapi kok muncul lagi jendela verifikasi facebook. Ya, sudah aku jalani saja tahap verifikasi facebook. Sayang aku nggak print screen itu jendela sehingga tidak bisa aku tampilkan disini. Kurang lebih ada empat tahap yang aku lalui.

Tahap pertama adalah pemberitahuan bahwa aku harus verifikasi, kemudian tahap kedua juga berupa pemberitahuan bahwa ada seseorang yang mencoba masuk melalui browser yang keliru dan dalam tahap ini juga ada pemberitahuan mengenai jam berapa facebookku di akses dan asal mula menungsa yang akses. Menurut facebook akunku diakses jam 04.06 dan keberadaan komputer yang akses berada di Jerman. Walah....jauh betul...kalau Jerman di Yogya sih deket dengan rumah...yaitu Jejere Kauman...lah ini Jerman betulan je.....harus pake burung merpati kesananya... serta dalam tahap ini ada pertanyaan apakah kita tetap dengan password lama atau ganti password...(kalimat aslinya nggak aku hapalin so kurang lebih kalimatnya seperti itu). Ya....ganti password lah yang aku pilih.

Terus tahap ketiga kalau tidak salah kita diminta untuk mengisi password yang baru dalam kolom yang tersedia. Tahap terakhir berupa pemberitahuan juga yang menyatakan bahwa akun kita sudah bisa diakses lagi dengan password yang baru.
Untung ndak jadi masuk itu menungsa...kalao bisa masuk wah berabe...

So hati-hatilah kawan...terhadap akun anda...
waspadalah...waspadalah....waspadalah...!!!

Monday 14 June 2010

Wisuda Fajar

Hari Sabtu tepatnya tanggal 11 Juni 2010 Fajar melaksanakan wisuda kelulusannya dari TK Salman Al Farisi. Dalam wisuda kali ini Fajar ikut tampil mengisi acara wisuda tersebut. Selepas dari TK Salman Al Farisi, Fajar akan melanjutkan ke SD IT Lukman Al Hakim. Sebenarnya pengin dimasukkan di sekolah negeri unggulan, namun karena pertimbangan bahwa Fajar harus memiliki basis agama yang kuat maka Fajar disekolahkan di SD IT Lukman Al Hakim. Dengan harapan agar nantinya Fajar tidak tergerus oleh arus kehidupan modern saat ini yang semakin mengerikan....... apalagi nanti dikehidupan Fajar kelak kala Fajar sudah mulai beranjak dewasa, pastinya lebih mengerikan lagi.

Berikut Wisuda Fajar dalam Foto

Membaca doa pembukaan

Persiapan Membaca Ikrar

Pembacaan Ikrar

Nampang ah......

Bareng Teman-teman....

Wednesday 2 June 2010

Pancasila: Dimanakah Kau Berada Kini?


Rusuh....Anarki................Tawuran.................Perang saudara/antar suku...Itulah yang terjadi saat ini di negeri tercinta ini. Tiap hari mendengar terjadi kerusuhan dimana-mana. Kerusuhan dengan berbagai sebab entah itu yang disebabkan Pemilukada, perebutan wilayah kekuasaan, demonstrasi, perang saudara, perang antar suku. Edaaaannnnnnnn.......betul.......kenapa negeri ini yang terkenal dengan keramahtamahannya menjadi negeri yang anarkis. Apa yang salah di negeri ini.

Selepas reformasi, bangsa Indonesia larut dalam euforia reformasi. Setelah sekian lama terbelenggu dalam kemiskinan berkreasi, berpendapat, berdemokrasi, dan berpartai akhirnya begitu lega lepas dari kemiskinan tersebut setelah reformasi digulirkan. Namun euforia itu ternyata kebablasan. Soul reformasi yang digaungkan selama perjuangan dalam mencapai kebebasan tersebut ternyata hilang sama sekali. Diibaratkan seorang penyanyi yang membawakan sebuah lagu, apabila soulnya tidak dapat maka lagu itu terasa hambar, garing. Demikian pula halnya dengan reformasi yang dialami oleh bangsa ini. Selama 12 tahun sejak reformasi digulirkan pada tahun 1998 ternyata sampai saat ini soulnya malah hilang. Bangsa ini terlena dengan kebebasan yang telah diperoleh, sehingga melupakan akan visi misi reformasi itu sendiri. Bahkan di era reformasi ini masyarakat Indonesia lupa akan jati dirinya dan ideologi bangsa ini yaitu Pancasila. Padahal ideologi Pancasila merupakan hasil warisan para pendiri bangsa (The Founding Fathers) yang telah memikirkan dengan sungguh-sungguh akan pedoman dan pandangan hidup bangsa sehingga lahirlah Pancasila demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini. Namun saat ini sebagian elemen bangsa telah melupakan nilai-nilai Pancasila yang begitu luhur. Misalnya, nilai-nilai musyawarah untuk mufakat dan nilai-nilai keadilan telah dilupakan, sehingga kekerasan terjadi dimana-mana.

Disatu sisi hal ini memang sungguh ironi sekali, namun disisi lain bisa dipahami kenapa sebagian masyarakat Indonesia tidak menginginkan. Sebabnya antara lain, karena dimasa Orde Baru Pancasila sangat dikeramatkan, Pancasila merupakan bagian dari bahasa bahkan simbol eksklusif si berkuasa, dan dalam mendukung Pancasila dengan kekerasan. (Lihat Goenawan Muhammad, Menggali Pancasila Kembali, Naskah Pidato Peluncuran politikana.com di gedung Teater Komunitas Salihara Jakarta, 27 April 2009). Sehingga pada masa Orde Baru, Pancasila menjadi suatu ideologi yang tertutup dan juga menjadi momok bagi para pengkritik kebijakan pemerintah Orde Baru. Padahal Pancasila sendiri mengisyaratkan sebagai suatu ideologi yang terbuka, yang senantiasa mengayomi kehidupan bangsa ini. Hal ini bisa dilihat dalam sila-sila Pancasila dan butir-butir Pancasila yang mengejawantahkan akan makna Pancasila itu.

Dengan semakin hilangnya Pancasila saat ini, maka bangsa ini menjadi terombang-ambing dikarenakan tidak ada pandangan hidup atau pegangan hidup yang bisa dijadikan landasan untuk memecahkan segala persoalan yang terjadi di negeri ini. Sehingga perlu kembali Pancasila sebagai ideologi negara dan pandangan hidup bangsa ditegakkan kembali. Supaya bangsa ini bisa menjadi bangsa yang senantiasa mengedepankan musyawarah untuk mufakat dan senantiasa menjunjung tinggi keadilan. Meskipun hal ini tidak bisa dilakukan serta merta, karena ada sebagian masyarakat yang masih belum bisa menerima akan hadirnya Pancasila kembali disebabkan luka yang pernah mereka alami pada masa Orde Baru.

Meskipun demikian, Pancasila masih merupakan jawaban utama dalam memayungi keberagaman di negeri ini. Dengan semboyannya Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila merupakan rumah yang teduh dalam mengayomi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena Pancasila dilahirkan didasarkan pada kemajemukan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Postingan ini ditulis dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni

note:gambar diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done